Senin, 09 Juni 2014

LOVE IS CHOICE




Oleh:

Pipik Zulfikar

    Fikar itulah namanya, ia adalah seorang anak tunggal dari keluarga yang kaya raya. Apapun bias ia beli dengan uang pemberian dari orang tuanya, tapi ada satu hal yang tidak bisa ia beli dengan uangnya yaitu cinta. Semenjak ke dua orang tuanya bercerai ia seolah-olah tidak tahu kemana kakinya harus melangkah karena ke dua orang tuanya sangat sibuk dengan urusannya masing-masing dan dari semenjak itu ia menghabiskan waktunya hanya dengan berhura-hura dan menyendiri di kamar mewahnya.
    Suatu hari ketika ia depresi berat tersirat dalam benaknya untuk bunuh diri karena ia sudah bosan dengan hidupnya yang selalu sendiri tanpa  seorang pun yang mendampinginya. Lalu dia berjalan ke jembatan besar yang tak jauh dari rumahnya, di situlah ia bermaksud untuk mengakhiri hidupnya.
    Ketika ia mau melompat dari jembatan ternyata ada seorang gadis jalanan seumuran dengannya yang memerhatikan gerak-gerik yang mencurigakan dan gadis itu datang menghampirinya.
   “Hei apa yang kamu lakukan di situ, bosan hidup?” Tanya seorang gadis.
   “Iya, aku sudah bosan dengan hidup ku, buat apa aku hidup kalau tidak ada seorangpun yang sayang padaku.” Jawabnya.
   Kemudian anak jalanan itu hanya tertawa sambil berbicara.
   “Ha… ha…jadi cuma karena hal seperti itu kamu mau mati konyol? coba kamu lihat di sekeliling mu, masih banyak orang yg hidupnya lebih susah. Bahkan hanya untuk sesuap nasi pun sangat sulit untuk mereka, tapi mereka selalu tersenyum dalam menjalani hari-harinya. Kamu tahu kenapa? karena mereka selalu bersyukur dengan hidupnya dan mereka pun selalu percaya bahwa hari esok pasti akan lebih baik dari hari ini.”
    Lalu Fikar pun hanya tertunduk  malu atas perkataan gadis tersebut.
    “Sudahlah aku mengerti perasaan mu dan aku juga percaya kamu sebenarnya orang yang baik dan tidak mungkin akan mati konyol seperti itu, sekarang ikutlah denganku  akan kubawa kamu ke suatu tempat di ujung kota ini.” Ajak gadis itu seraya menggenggam tangan Fikar.
     “Ternyata masih ada orang yang peduli terhadapku, terimakasih ya Allah akhirnya engkau telah menjawab doa ku.” Ucap Fikar di dalam hatinya, sambil berjalan mengikuti gadis itu.

      “Oh iya, ngomong-ngomong siapa nama mu?” Tanya gadis itu di perjalanan.
      “Aku Fikar.” Jawabnya singkat.
      “Oh,  kenalkan aku Keysha.”
      “kamu tinggal dimana key.”
      “Hmmm…aku tinggal di kolong jembatan tempat kamu mau loncat tadi.” Jawab Keysha sambil tertunduk karena malu.
     Kemudian Fikar pun hanya bisa terdiam karena hatinya seakan-akan tersentak karena mendengar  ucapan Kesyha.   
     “Hei…kenapa bengong?” Tanya Kesyha.
     Nggak, siapa yang bengong. Eh iya, terus kamu tinggal sama siapa.”
     “Aku tinggal bersama anak-anak jalanan lainnya, semenjak kedua orang tuaku meninggal dan perusahaan yang di miliki orang tua ku bangkrut aku tinggal di kolong jembatan itu dan aku memulai kehidupan ku yang baru di tempat itu.”
    “Betapa kuatnya gadis ini walaupun kedua orang tuanya sudah meninggal tapi dia tetap bisa hidup dan tersenyum menjalani harinya.” Ucap Fikar dalam hati.
    “Harusnya kamu bersyukur Fik kamu itu jauh lebih beruntung dari orang-orang lainnya termasuk aku.” Ucap keysha.
    “Iya Key, thanks ya.” Jawab Fikar.
    Lalu setelah lama berbincang-bincang akhirnya sampailah ke suatu tempat yang ingin Keysha tunjukan pada Fikar.
    “Tempat apa ini Key, panti asuhan?” Tanya Fikar.   
    Yap, benar kamu Fik ini adalah panti asuhan.” Jawab Keysha.
    “Lantas untuk apa kamu bawa aku ke tempat ini.”
    “Setiap selasai mengamen aku selalu menghabiskan waktu di tempat ini, coba kamu perhatikan anak-anak itu mereka tetap bisa bermain, bercanda, bahkan tertawa dengan riangnya walaupun mereka semua itu yatim piatu”. Ujar Keysha sambil tersenyum.
    “Kamu benar Key ternyata masih banyak yang harus di syukuri dalam hidup ini, aku sangat menyesal sekali atas perbuatan ku di jembatan tadi. Makasih ya Key walaupun kita baru  kenal tapi kamu sudah mengajarkan ku banyak hal. Jujur, sebenarnya aku sangat malu sama kamu. Kamu itu seorang wanita tapi hati kamu sekuat batu karang bahkan mungkin lebih dari itu.” Ujar Fikar.
  
    “Sudahlah Fik, jangan terlalu berlebihan seperti itu. Bagaimana pun aku ini tetap manusia loh.” Jawab Keysha sambil tersenyum.
   “Tidak Key kamu itu beda dari orang-orang yang aku kenal”. Ujar Fikar. “hmmm…ya sudahlah gimana kamu saja”. Jawab Keysha.
   Tak terasa waktu  sudah mau menjelang malam dan Keysha pun mengajak pulang. Di perjalanan pulang Fikar pun mencoba untuk mendekatkan diri dengan Keysha. Sesampainya di jembatan Fikar pun berpamitan untuk pulang.
   “Key makasih ya buat hari ini.” Ucap Fikar.
   “Iya Fik sama-sama, tapi kamu jangan ngelakuin hal konyol lagi ya.” Ujar Keysha.
   “Iya Key aku janji gak akan bertindak bodoh lagi, tapi apakah aku boleh minta satu permintaan?”
   “Boleh, apa?”
   “kamu mau jadi sahabat aku?” Ujar Fikar.
   “Hmmm…jadi Cuma itu permintaan mu, jelas aku maulah.” Jawab Keysha.
   “Makasih ya Key, ya sudah aku sekarang pulang. Nanti besok aku main ke sini.” Ujar Fikar sambil tersenyum.
   “Iya Fik, hati-hati ya.” Jawab Keysha dengan senangnya.
   Seiring berjaannya waktu mereka berdua pun semakin dekat dan tanpa di  sadari mereka pun saling jatuh cinta sampai akhirnya Fikar pun bisa merasakan apa itu cinta.


THE END

Minggu, 08 Juni 2014

Film Mahasiswa Universitas Gunadarma


Film yang berjudul " Don't judge by it's cover " adalah sebuah film yang di buat oleh Mahasiswa Beasiswa dari Universitas Gunadarma, film di buat untuk memenuhi tugas Pendidikan Pancasila.