Selasa, 10 Juni 2014
Senin, 09 Juni 2014
LOVE IS CHOICE
Oleh:
Pipik
Zulfikar
Fikar
itulah namanya, ia adalah seorang anak tunggal dari keluarga yang kaya raya. Apapun
bias ia beli dengan uang pemberian dari orang tuanya, tapi ada satu hal yang
tidak bisa ia beli dengan uangnya yaitu cinta. Semenjak ke dua orang tuanya
bercerai ia seolah-olah tidak tahu kemana kakinya harus melangkah karena ke dua
orang tuanya sangat sibuk dengan urusannya masing-masing dan dari semenjak itu
ia menghabiskan waktunya hanya dengan berhura-hura dan menyendiri di kamar
mewahnya.
Suatu hari
ketika ia depresi berat tersirat dalam benaknya untuk bunuh diri karena ia
sudah bosan dengan hidupnya yang selalu sendiri tanpa seorang pun yang mendampinginya. Lalu dia
berjalan ke jembatan besar yang tak jauh dari rumahnya, di situlah ia bermaksud
untuk mengakhiri hidupnya.
Ketika ia
mau melompat dari jembatan ternyata ada seorang gadis jalanan seumuran
dengannya yang memerhatikan gerak-gerik yang mencurigakan dan gadis itu datang
menghampirinya.
“Hei apa yang kamu lakukan di situ, bosan
hidup?” Tanya seorang gadis.
“Iya, aku
sudah bosan dengan hidup ku, buat apa aku hidup kalau tidak ada seorangpun yang
sayang padaku.” Jawabnya.
Kemudian
anak jalanan itu hanya tertawa sambil berbicara.
“Ha… ha…jadi
cuma karena hal seperti itu kamu mau mati konyol? coba kamu lihat di sekeliling
mu, masih banyak orang yg hidupnya lebih susah. Bahkan hanya untuk sesuap nasi
pun sangat sulit untuk mereka, tapi mereka selalu tersenyum dalam menjalani
hari-harinya. Kamu tahu kenapa? karena mereka selalu bersyukur dengan hidupnya
dan mereka pun selalu percaya bahwa hari esok pasti akan lebih baik dari hari
ini.”
Lalu Fikar
pun hanya tertunduk malu atas perkataan
gadis tersebut.
“Sudahlah
aku mengerti perasaan mu dan aku juga percaya kamu sebenarnya orang yang baik
dan tidak mungkin akan mati konyol seperti itu, sekarang ikutlah denganku akan kubawa kamu ke suatu tempat di ujung
kota ini.” Ajak gadis itu seraya menggenggam tangan Fikar.
“Ternyata
masih ada orang yang peduli terhadapku, terimakasih ya Allah akhirnya engkau
telah menjawab doa ku.” Ucap Fikar di dalam hatinya, sambil berjalan mengikuti
gadis itu.
“Oh
iya, ngomong-ngomong siapa nama mu?”
Tanya gadis itu di perjalanan.
“Aku Fikar.” Jawabnya singkat.
“Oh,
kenalkan aku Keysha.”
“kamu
tinggal dimana key.”
“Hmmm…aku
tinggal di kolong jembatan tempat kamu mau loncat tadi.” Jawab Keysha sambil
tertunduk karena malu.
Kemudian
Fikar pun hanya bisa terdiam karena hatinya seakan-akan tersentak karena
mendengar ucapan Kesyha.
“Hei…kenapa bengong?” Tanya Kesyha.
“Nggak, siapa yang bengong. Eh iya, terus
kamu tinggal sama siapa.”
“Aku
tinggal bersama anak-anak jalanan lainnya, semenjak kedua orang tuaku meninggal
dan perusahaan yang di miliki orang tua ku bangkrut aku tinggal di kolong
jembatan itu dan aku memulai kehidupan ku yang baru di tempat itu.”
“Betapa
kuatnya gadis ini walaupun kedua orang tuanya sudah meninggal tapi dia tetap
bisa hidup dan tersenyum menjalani harinya.” Ucap Fikar dalam hati.
“Harusnya
kamu bersyukur Fik kamu itu jauh lebih beruntung dari orang-orang lainnya
termasuk aku.” Ucap keysha.
“Iya Key, thanks ya.” Jawab Fikar.
Lalu
setelah lama berbincang-bincang akhirnya sampailah ke suatu tempat yang ingin
Keysha tunjukan pada Fikar.
“Tempat
apa ini Key, panti asuhan?” Tanya Fikar.
“Yap, benar kamu Fik ini adalah panti
asuhan.” Jawab Keysha.
“Lantas untuk apa kamu bawa aku ke tempat ini.”
“Setiap selasai mengamen aku selalu
menghabiskan waktu di tempat ini, coba kamu perhatikan anak-anak itu mereka
tetap bisa bermain, bercanda, bahkan tertawa dengan riangnya walaupun mereka
semua itu yatim piatu”. Ujar Keysha sambil tersenyum.
“Kamu
benar Key ternyata masih banyak yang harus di syukuri dalam hidup ini, aku
sangat menyesal sekali atas perbuatan ku di jembatan tadi. Makasih ya Key
walaupun kita baru kenal tapi kamu sudah
mengajarkan ku banyak hal. Jujur, sebenarnya aku sangat malu sama kamu. Kamu
itu seorang wanita tapi hati kamu sekuat batu karang bahkan mungkin lebih dari
itu.” Ujar Fikar.
“Sudahlah Fik, jangan terlalu berlebihan
seperti itu. Bagaimana pun aku ini tetap manusia loh.” Jawab Keysha sambil tersenyum.
“Tidak Key kamu
itu beda dari orang-orang yang aku kenal”. Ujar Fikar. “hmmm…ya sudahlah gimana
kamu saja”. Jawab Keysha.
Tak terasa
waktu sudah mau menjelang malam dan
Keysha pun mengajak pulang. Di perjalanan pulang Fikar pun mencoba untuk
mendekatkan diri dengan Keysha. Sesampainya di jembatan Fikar pun berpamitan
untuk pulang.
“Key
makasih ya buat hari ini.” Ucap Fikar.
“Iya Fik
sama-sama, tapi kamu jangan ngelakuin hal
konyol lagi ya.” Ujar Keysha.
“Iya Key
aku janji gak akan bertindak bodoh
lagi, tapi apakah aku boleh minta satu permintaan?”
“Boleh,
apa?”
“kamu mau
jadi sahabat aku?” Ujar Fikar.
“Hmmm…jadi
Cuma itu permintaan mu, jelas aku maulah.” Jawab Keysha.
“Makasih ya
Key, ya sudah aku sekarang pulang. Nanti besok aku main ke sini.” Ujar Fikar
sambil tersenyum.
“Iya Fik,
hati-hati ya.” Jawab Keysha dengan senangnya.
Seiring
berjaannya waktu mereka berdua pun semakin dekat dan tanpa di sadari mereka pun saling jatuh cinta sampai
akhirnya Fikar pun bisa merasakan apa itu cinta.
THE
END
Minggu, 08 Juni 2014
Film Mahasiswa Universitas Gunadarma
Film yang berjudul " Don't judge by it's cover " adalah sebuah film yang di buat oleh Mahasiswa Beasiswa dari Universitas Gunadarma, film di buat untuk memenuhi tugas Pendidikan Pancasila.
Langganan:
Postingan (Atom)